Search

Rabu, 23 Mei 2012

Mikroekonomi dan Makroekonomi

Mikroekonomi dan Makroekonomi

Berdasarkan tingkat agregasi pada unit agen ekonomi antara ekstrim individual dan kelompok (group), sudut pandang analisis ilmu ekonomi dapat dikategorikan menjadi dua: mikroekonomi dan makroekonomi.

Mikroekonomi fokus kepada aspek harga dan kuantitas pada suatu pasar barang atau jasa, bagaimana keseimbangan dan alokasi sumber daya antar pasar terjadi. Salah satu temuan ekonom abad XVIII adalah konsep penting harga sebagai sinyal alokasi dan realokasi sumber daya dalam suatu pasar dan antar pasar yang independen. Ini yang kemudian dikenal dengan sistim alokasi sumber daya yang efisien oleh Adam Smith dengan istilah adanya „the invisible hand‟. Lebih lanjut, konsepsi harga atau lebih tepatnya harga relatif menjadi analisis sentral dalam analisis mikroekonomi. Pendalaman konsep efisiensi ini akan dilakukan pada bagian pasar dan efisiensi ekonomi.

Makroekonomi di sisi lain adalah analisis yang mengesampingkan aspek individual dan lebih menekankan agregasi atribut individual. Misalnya pasar, makroekonomi fokus ke seluruh pasar relatif terhadap satu jenis pasar saja. Apabila di dalam pasar ada individu-individu pembeli, maka kumpulan permintan pembeli dapat disebut sebagai permintaan agregat (aggregate demand). Begitu pula kumpulan penawaran dapat diistilahkan sebagai aggregate supply. Dalam pendekatan agregat, analisis makroekonomi memungkinkan untuk melihat hubungan antara rumah tangga, produsen dan agen-agen lain dalam perekonomian seperti pemerintah dan pihak luar negeri sebagai satu kesatuan aliran barang/jasa dan pendapatan. Ilustrasi hubungan tersebut dikenal dengan circular flow diagram yang merupakan elemen kunci dalam memahami konsep pendapatan agregat (aggregate income) sebagai salah satu indikator penting dalam analisis makroekonomi.


Makroekonomi

Kebijakan monoter
, yakni kebijakan yang bertujuan untukmeningkatkan pendapatan nasional dengan cara mengubah jumlah uang yang beredar.

Kebijakan fiskal
, yakni kebijakan yang berhubungandengan finansial pemerintah. Dapat dilakukan dengan mengaturpemasukan dan pengeluaran pemerintah, serta menaikkan pajakkonsumen.

Kebijakan non moneter
, yakni kebijakan yang tidakberhubungan dengan finansial pemerintah maupun jumlah uangyang beredar. Dapat dilakukan dengan mendorong agarpengusaha menaikkan hasil produksinya, menekan tingkat upahdalam upaya menstabilkan upah atau gaji, pemerintah melakukanpengawasan harga dan sekaligus menetapkan harga maksimal,serta pendistribusian secara langsung oleh pemerintah.
Kemiskinan
Kemiskinan memang telah lama ada sejak dahulu kala dan kinimenjadi permasalahan yang cukup kompleks bagi setiap negara,termasuk Indonesia. Dan hingga saat ini masalah kemiskinan diIndonesia menjadi masalah yang berkepanjangan.Maka dari itu, wacana kemiskinan dan pemberantasannyaharuslah menjadi agenda penting bagi para pemerintah danpemimpin negara. Berikut upaya – upaya penanggulangankemiskinan yang dapat dilakukan :

Peningkatan keterampilan sumber dayamanusia, penambahan modal investasi, dan mengembangkanteknologi.

Memperbaiki kondisi pemukiman perkotaandan pedesaan, perluasan kesempatan pendidikan dan kerja untukpara pemuda, penyelengaraan pendidikan dan pelatihan bagiorang dewasa, dan pemberian bantuan kepada kaum miskin usialanjut.

Pengembangan desa tertinggal, perbaikankampung, dan gerakan terpadu pengentasan kemiskinan.
Keterbelakangan
Masalah yang dihadapi adalah rerndahnya tingkat pendapatandan pemerataannya, rendahnya pelayanan kesehatan, kurangterpeliharanya fasilitas umum, rendahnya tingkat disiplin masyarakat,renddahnya tingkat keterampilan, rendahnya tingkat pendidikanformal, kurangnya modal, produktivitas kerja, lemahnya manajemenusaha.Untuk mengatasi masalah ini pemerintah perlu berupaya :

Meningkatkan kualitas sumber dayamanusia.

Pertukaranan para ahli.

Transfer teknologi dari beberapa negaramaju.

Penciptaan lapangan kerja yang seluas –luasnya.
Pengangguran
Dari tahun ke tahun, banyak warga Indonesia yang mengalaminasib kurang beruntung, salah satunya belum mendapatkanpekerjaan. Masalah pengangguran ini timbul karena terjadinyaketimpangan antara jumlah angkatan kerja dan kesempatan kerjayang tersedia.Untuk mengatasi masalah ini pemerintah melakukan :

Pelatihan bagi tenaga kerja sehinggatenaga kerja memeiliki keahlian sesuai dengan lapangan kerjayang tersedia.

Pembukaan investasi baru, terutama yangbersifat padat karya.

Pemberian informasi yang cepat mengenailapangan kerja.
Hutang Luar Negeri
Di tengah asumsi yang dibuat sedemikian optimis, RAPBN 2001ternyata masih membukukan defisit anggaran sebesar Rp 52,12triliun akibat jumlah pengeluaran negara (Rp 295,11 triliun) melebihi jumlah pendapatan negara (Rp 242,99 triliun). Namun, nampaknyasulit bisa berharap pembiayaan non-perbankan dalam negeri mampumemenuhi angka yang ditargetkan. Alhasil, harapan besar untukmenutupi defisit tertumpu pada pembiayaan alias hutang luar negeri.Bila hal ini terus berkesinambungan dan tidak segera diatasi,keadaan negara akan semakin parah. Untuk itu, pemerintah perlumelakukan berbagai upaya, di antaranya :

Meningkatkan daya beli masyarakat, yaknimelalui pemberdayaan ekonomi pedesaan dan pemberian modalusaha kecil seluas – luasnya.

Meningkatkan pajak secara progesif terhadapbarang mewah dan impor.

Melepaskan secara bertahap ketergantunganhutang luar negeri dengan memaksimalisasi kekuatan ekonominasional.

Menggalakan kebanggaan akan produksi dalamnegeri, meningkatkan kemauan dan kemampuan ekspor produkunggulan, dan membina jiwa kewirausahaan masyarakat.

Mengembangkan sumber daya manusiaberkualitas dan menempatkan kesejahteraan yang berkeadilandan merata sebagai landasan penyusunan operasionalpembangunan ekonomi.